Latar Belakang Subak Lanyahan Babakan Melestarikan Kearifan Lokal Tradisi Ngeloang Capah di Desa Tamblang

Authors

  • Ni Kadek Suri Mariani Universitas Pendidikan Ganesha
  • Ketut Sedana Arta Universitas Pendidikan Ganesha
  • I Wayan Mudana Universitas Pendidikan Ganesha

DOI:

https://doi.org/10.53697/iso.v5i1.2486

Keywords:

Organisasi Subak, Kearifan Lokal, Tradisi, Ngeloang Capah, Sistem Religi, Desa Tamblang

Abstract

Subak merupakan suatu organisasi lokal dari Bali yang bertugas dalam menangani segala urusan pertanian dengan tata kerja yang berlandasakan Tri Hita Karana. Salah satu subak yang ada di Bali adalah subak Lanyahan Babakan yang berlokasi di Desa Tamblang. Subak tersebut diketahui memiliki peran lain diluar urusan pertanian yaitu melaksanakan dan melestarikan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Kearifan lokal tersebut berbentuk dalam satu tradisi yang dinamakan Ngeloang Capah. Tradisi Ngeloang Capah ini dilaksanakan pada saat dilakukannya Upacara Ngusaba Desa oleh Desa Adat Tamblang yang rutin terlaksana setiap satu tahun sekali pada saat purnama sasih kedasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang yang menjadi alasan subak Lanyahan Babakan melestarikan tradisi Ngeloang Capah yang mana hal ini bukan bagian dari sistem pertanian. Penelitian ini menggunakan konsep sistem religi sebagai acuan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan objek tradisi Ngeloang Capah yang ada di Desa Tamblang. Adapun dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi dokumen. Sedangkan jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Melalui penelitian ini dapat diketahui apa yang menjadi alasan dari subak Lanyahan Babakan di Desa Tamblang melestarikan tradisi Ngeloang Capah yang tidak termasuk dalam bagian keperluan dari pertanian di Desa Tamblang, Dimana hal tersebut dikarenakan adanya suatu sistem religi yang terkadung dalam tradisi Ngeloang Capah berupa emosi keagamaan, umat beragama, sistem keyakinan, dan sistem ritus dan upacara. Tradisi Ngeloang Capah selain merupakan warisan dari leluhur mereka yang tergolong sebagai ritual adat, juga tergolong sebagai ritual keagamaan yang sesuai dengan ajaran agama Hindu. Oleh karena itulah tradisi ini dilestarikan oleh subak Lanyahan Babakan di Desa Tamblang

References

Ade M. Kartawinata. (2011). Merentas Kearifan Lokal di Tengah Modernisasi dan Tantangan Pelestarian. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Arwati, N. M. S. (2007). Upacara ngusaba. Denpasar: Paramitha.

Budiasa, I. W. (2010). “Peran Ganda Subak Untuk Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Bali”. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis, 153–165.

Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Damiyani, N. P. (2021). Yadnya Adalah Ketulusan, Bukan Kontestasi Yang Dibalut Gengsi Dalam Kehidupan Beragama. Metta: Jurnal Ilmu Multidisiplin, 1(4), 187–194.

Dipayana, K. R. K., & Juliarthana, I. N. H. (2021). “Peran Subak dalam Mengurangi Alih Fungsi Lahan di Kelurahan Penatih”. Kota Denpasar. Pranatacara Bhumandala, 2(2), 102–113.

Eka Febriani, N. L. (2022). Membedah Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Subak Dengan Konsep Kearifan Lokal Sagilik Saguluk (Studi Kasus Pada Subak Tamblang, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali) (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Ganesha).

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press.

Gafur, A., Rusli, R., Mardiyah, A., Anica, A., & Mungafif, M. (2021). Agama, Tradisi, Budaya dan Peradaban. Tamaddun: Jurnal Kebudayaan dan Sastra Islam, 21(2), 124–138.

Haryono, H. (2007). “Subak dalam Perspektif Keteknikan”. INFO-TEKNIK, 8(2), 93–103.

Hendro, F., Setiawan, T., & Setiawati, D. (2021). Mempertahankan Eksistensi Tradisi Tungguk Tembakau melalui Media Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi, 19(1), 78–92.

Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga.

Jayanti, K. E. (2019). “Peran Lembaga Subak Dalam Menangani Tindak Pidana Pencurian Hasil Bumi (Studi di Lembaga Subak Bali)”. Jurnal Hukum.

Kardana, P. P. I. W., Lestari, P. F. K., & Pratiwi, L. P. K. (2023). “Peran Subak Dalam Optimalisasi Pengembangan Agrowisata Subak Kualon di Desa Sidan Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar”. Jurnal Sutasoma, 1(2), 120–132.

Koentjaraningrat. (1974). Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaraningrat. (1987). Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Koentjaraningrat. (1990). Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Koentjaraningrat. (1992). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta: PT Dian Rakyat.

Ligiantari, I. A. P. (2023). “Kajian Pendidikan Agama Hindu Pada Tradisi Ngeloang Capah di Desa Tamblang Kecamatan Kubutambahan”. ŚRUTI: Jurnal Agama Hindu, 4(1), 49–58.

Lilis, L. (2023). Tradisi-tradisi Dalam Pembagian Harta Warisan di Masyarakat Minangkabau. Siwayang Journal: Publikasi Ilmiah Bidang Pariwisata, Kebudayaan, dan Antropologi, 2(1), 7–14.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Mulyati, M. (2019). “Subak: Filosofi Keserasian dalam Masyarakat Agraris di Pulau Bali”. Jantra, 14(1), 75–82.

Pratiwi, C. A. (2017). “Harai: Telaah Konsep Religi Koentjaraningrat”. Jurnal Japanology, 5(2), 173–185.

Ranjabar, Jacobus. (2006). Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.

Siyoto, Sandu & Sodik, A. M. (2015). Dasar Metode Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Sumanto Al Qurtuby, & Izak Y. M. Lattu. (2019). Tradisi dan Kebudayaan Nusantara.

Sumarni, N. L. P., & Gatriyani, N. P. (2020). Modernisasi Banten Gebogan Umat Hindu di Karangasem. Lampuhyang, 11(1), 1–3.

Susanto, D., Rosidah, A., Setyowati, D. N., & Wijaya, G. S. (2020). Tradisi Keagamaan Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya Masyarakat Jawa Pada Masa Pandemi. SULUK: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya, 2(2), 107–118.

Yanti, N. K. W. (2023). “Peran Subak Dalam Menjaga Keberlanjutan Community Based Ecotourism”. Sabbhata Yatra: Jurnal Pariwisata dan Budaya, 4(2), 123–137.

Yudari, A. K. S. (2018). Komersialisasi Banten dalam Wacana Penguatan Identitas Kehinduan sebagai Implementasi Ajaran Bhakti Marga di Bali. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan, 18(2), 9–15.

Downloads

Published

2025-05-24

How to Cite

Mariani, N. K. S., Ketut Sedana Arta, & I Wayan Mudana. (2025). Latar Belakang Subak Lanyahan Babakan Melestarikan Kearifan Lokal Tradisi Ngeloang Capah di Desa Tamblang. Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 5(1), 17. https://doi.org/10.53697/iso.v5i1.2486

Issue

Section

Articles

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 5 6 

You may also start an advanced similarity search for this article.