Pola Hidup Bersih dan Sehat Keluarga pada Anak dengan Kondisi Stunting di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru
DOI:
https://doi.org/10.53697/iso.v4i2.2012Keywords:
Kesehatan, Stunting, PHBS Keluarga, Pola AsuhAbstract
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak cukup kompleks dan bervariasi hal ini berkaitan dengan kebiasaan perorangan/Individu itu sendiri. Hal ini tidak lepas dari peran orangtua yang mana menjadi guru pertama bagi anak dalam menerapkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Orangtua memiliki peranan dalam mendidik, menjadikan panutan bagi anak, memberi nasehat kepada anak serta memperhatikan kesehatan anak dan membentuk kebiasaan yang baik dalam menjaga kebersihan. Tingkat pendidikan orangtua juga turut berpengaruh dalam pertumbuhan anak terutama bagi kesehatan. Anak yang terlahir dari orangtua dengan tingkat pendidikan yang tinggi tidaklah sama dengan anak yang terlahir dengan tingkat pendidikan rendah, hal ini bias jika dilihat dari berbagai aspek seperti mental, tanggung jawab, kecermatan, pola asuh dll. Kesehatan masyarakat, istilah yang tampak sederhana, mencakup semua kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk memastikan kondisi di mana orang dapat tetap sehat. Untuk mencapai hal ini, praktik kesehatan masyarakat bersifat multidisiplin, menggabungkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan pandangan dunia dari berbagai kelompok profesional yang terlibat. Banyak aktor berkontribusi pada upaya kesehatan, tetapi ini berbeda dari kedokteran karena kesehatan masyarakat berfokus pada kelompok dan komunitas daripada individu. Namun, masyarakat terdiri dari individu dan kurangnya perawatan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Stunting diukur sebagai status gizi, dengan mempertimbangkan tinggi atau tinggi badan bayi, usia, dan jenis kelamin. Praktek tidak mengukur tinggi badan dan tinggi badan anak di bawah lima tahun di masyarakat membuat stunting sulit dikenali hal tersebut membuat stunting menjadi salah satu focus target perbaikan gizi di dunia sampai tahun 2025. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu Orang Tua yang memiliki anak dengan kondisi Stunting di Kecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru. Penulis menggunakan metode Purposive Sampling. Instrumen data adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Kondisi stunting disebabkan oleh PHBS yang kurang diterapkan di dalam rumah tangga beserta faktor penyebab lain nya. Serta orang tua yang ada di Kecamatan Lima Puluh memiliki Upaya Pencegahan dan Upaya Pemulihan pada anak dengan kondisi Stunting.
References
Agustin, K. (2016) ‘Pengaruh Nutrisi terhadap Status Gizi (Lingkar Lengan Atas) Remaja Putri STIKES Mitra Husada’, Jurnal Stikes Mitra Husada Karanganyar, 3(1), pp. 1–7
Aisyah. (2012). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Baluta 24 - 59 Bulan di Perkotaan Jawa Timur (Analisis Data Riskesdas 2010)”. Skripsi. Program Studi Gizi. Universitas Indonesia.
Alfarisi, R., Nurmalasari, Y dan Nabilla, S. (2019). ‘Status Gizi Ibu Hamil Dapat Menyebabkan Kejadian Stunting Pada Balita’. Jurnal Kebidanan Malahayati. 5(3). pp. 271–278.
Amaha, N. D. and Woldeamanuel, B. T. (2021) ‘Maternal factors associated with moderate and severe stunting in Ethiopian children: analysis of some environmental factors based on 2016 demographic health survey’, Nutrition Journal. Nutrition Journal, 20(1), pp. 1–9.
Amir, Aswita., Nursalim, A. W. (2018) ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif’, Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes, 9(2), pp. 2013–2015.
Andari, W. et al. (2020) ‘Tinggi Badan Ibu Sebagai Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Pleret dan Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Wiwid’, Journal of Nutrition College, 9(4), pp. 235–240.
Andiani. (2013). Faktor Determinan Stunting pada Anak Usia 0 - 59 Bulan di Indonesi. THESIS. Sekolah Pasca Sarjana Institusi Pertanian Bogor.
Andyna, C. (2022) ‘Fenomena Budaya Masyarakat Aceh Terhadap Perilaku Pemberian Asi Eksklusif’, Aceh Anthropological Journal, 6(1), p. 46.
Ariati, L. I. P. 2019. ‘Faktor-Faktor Resiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Usia 23-59 Bulan’. Oksitosin : Jurnal Ilmiah Kebidanan. 6(1). pp. 28 37.
Armaya, R. (2018) ‘Kepatuhan Ibu Hamil dalam Melakukan Kunjungan Antenatal Care dan Faktor yang Mempengaruhi’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(01), pp. 43–50.
Astuti, Ria, Neneng M, Sharon G, Merry W, dan Ariyati M. (2021). “Risiko Faktor Ibu Terhadap Kejadian Stunting”. Jurnal Kebidanan Malahayati. 7(4): 842 – 850.
Ayuningtyas, A., Simbolon, D, dan Rizal, A. (2018). ‘Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro terhadap Kejadian Stunting pada Balita’, Jurnal Kesehatan, 9(3), p. 445.
Ayunurahmawati, K. (2019). Pencegahan Children Stunting Melalui Program Bina Keluarga Balita (BKB)(Studi Program Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DPPKB) Di Desa Wonoayu Kecamatan Wajak Kabupaten Malang) (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah Malang).
Azriful, dkk (2018). Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Kelurahan Rangas Kecamatan Banggae Kabupaten Majene Tahun 2017. ‘Al-Sihah: Public Health Science Journal’. 10 (2) : 192 – 203
Baidho, F. dkk. (2021) ‘Hubungan Tinggi Badan Ibu dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 0-59 Bulan di Desa Argodadi Sedayu Bantul’, Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 17(1), pp. 275–283.
Black, R. E., Taylor, C. E., Arole, S., Bang, A., Bhutta, Z. A., Chowdhury, A. M. R., ... & Perry, H. B. (2017). Comprehensive Review Of The Evidence Regarding The Effectiveness Of Community–Based Primary Health Care In Improving Maternal, Neonatal And Child Health: 8. Summary And Recommendations Of The Expert Panel. Journal Of Global Health, 7(1).
Hidir, Achmad dan Rahman Malik. (2024). Teori Sosiologi Modern. Tri Edukasi Ilmiah
Lynawati, L. (2020). Hubungan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) Terhadap Stunting Di Desa Kedung Malang Kabupaten Banyumas. Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen, Akuntansi), 3(1), 41-46.
Maulidah, W. B., Rohmawati, N., & Sulistiyani, S. (2019). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Panduman Kecamatan Jelbuk Kabupaten Jember. Ilmu Gizi Indonesia, 2(2), 89-100.
Munir, Z., Kholisotin, K., & Hasanah, A. M. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peningkatan Kasus Stunting Pada Balita Di Kabupaten Probolinggo. Jurnal Keperawatan Profesional, 9(1), 47-69.
Norfai, N. Fenomena Dan Determinan Kejadian Stunting Pada Balita.
Putri, N. (2017). Faktor Risiko Asupan Zat Gizi Mikro Dengan Kejadian Stunted Pada Anak Balita (12-59 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Marunggi Kota Pariaman Tahun 2017.
Putri, W. Y., Sumargono, I., & Hidayatulloh, M. (2018). Perancangan Kampanye Pencegahan Stunting Dengan Metode 1000 Hari Kehidupan. Eproceedings Of Art & Design, 5(2).
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting Dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 225-229.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting Dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(1), 225-229.
Rofiki, I., & Famuji, S. R. R. (2020). Kegiatan Penyuluhan Dan Pemeriksaan Kesehatan Untuk Membiasakan PHBS Bagi Warga Desa Kemantren. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(4), 628-634.
Rohmadheny, P. S. (2018). Keterlibatan Pendidikan Anak Usia Dini Terhadap Fenomena Stunting Di Indonesia. Golden Age: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2(1).
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul, M. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(2), 275-284.
Sugiyono, D. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif.
Sutarto, S. T. T., Mayasari, D., & Indriyani, R. (2018). Stunting, Faktor Resikodanpencegahannya. Agromedicine Unila, 5(1), 540-545.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Berliana Simanjuntak, Teguh Widodo

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.